Sabtu, 04 Juli 2009

Tasyri' dan Sumbernya pada Masa Sahabat Kecil

MAKALAH












Diajukan untuk memenuhi tugas mata Materi PAI-2

Dosen Pembimbing:

Drs. Nur Efendi, M.Ag


Disusun Oleh : Kel 3 kelas B

1. AHMAD KHAMDANI (3211073034)

2. AHSANUR RIDLO EFFENDI (3211073036)

3. FAJAR DWI WAHYU YANANTA (3211073055)

PAI – B

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN ) TULUNGAGUNG

APRIL 2009

Kata pengantar

Puji syukur kehadirat tuhan YME, karena berkat rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “tasyri’ dan sumber hokum pada masa sahabat kecil”sesuai waktu yang ditentukan.

Dalam penyusunan penulis mendapat banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak,untuk iyu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah

Daftar isi

Kata pengantar ……………………………………................................. ... 1

Daftar isi……………………………………………................................ ... 2

Bab I Pendahuluan………………………………………...................... ... 3

Latar belakang............................................................................... ... 3

Rumusan masalah.......................................................................... ... 3

Tujuan pembahasan....................................................................... ... 3

Bab II Pembahasan…………………………………………….................. .4

Masa abbasiyah dan mujtahidin masa pembkuan fiqh….............. .. .4

Pemegang wewenang tasyri’ pada masa ketiga.................................. 4

Sumber-sumber tasyri’ di masa ketiga…………………............... . ..4

Hal-hal yang mempengaruhi sumber tasyri’ di masa ketiga…….. …5

Khittah tasyri’ di masa ketiga…………………………....... …… …5

Khittah tasyri’ pada mujtahid……………………………... …… …5

Dasar-dasar perbedaan paham di antara para mujtahidin…...... 6

Bab III Penutup…………………………………………………........... …7

Kesimpulan………………………………………………… …… …7

Datar pustaka………………………………………………… ….8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa ini Islam sangat berjaya, islam terkenal dalam segala segi dan bidangnya. Pada masa inilah lahir para tabi’in yang berperang sangat besar dalam memajukan Islam.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja sumber-sumber Tasyri’ di masa ini ?

2. Berdasar kepada apa sajakah khittah Tasyri’ pada ulama-ulama?

3. Siapakah Tabi’in di masa ini ?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui sumber-sumber Tasyri’ di masa ini

2. Untuk mengetahui khittah Tasyri’ pada ulama-ulama

3. Untuk mengetahui seluk-beluk Tabi’in di masa ini


BAB II

PEMBAHASAN

A. Masa Abbasiyah dan Mujtahidin Masa Pembukuan Fiqh

Pada masa ini terwujud pembuuan Fiqh dan penyempurnaannya, sehingga dapat pula kita namakan dengan masa pembukuan fiqh. Masa ini dimulai dari pertengahan abad kedua Hijriah sampai pertengahan abad keempat Hijriah atau 250 tahun lamanya.

Dalam masa inilah pemerintahan Islam terkenal segala segi dan bidangnya, sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagianya.

Dalam periode inilah lahir madzhab Abu Hanifah, Mazhab Malik, Mazhab Asy-Syafi’I, Mazhab Ahmad ibn hanbal dan golongan Ahlus Sunnah lainnya. Demikian pula mazhab-mazhab zailiyah dan imaminya dari golongan syi’ah dan disamping itu lahir pula tokoh-tokoh fiqh lainnya.

B. Pemegang Wewenang Tasyri’ pada Masa Ketiga

Di akhir abad yang pertama terdapat segolongan tabi’in yang selalu menyertai para sahabat yang mempunyai keahlian dalam bidang fatwa dan tasyri di berbagai kota besar. Dari para sahabat yang ahli itulah para Tabi’in mempelajari Qur’an dan menerima riwayat hadits serta bermacam-macam fatwa dan dari mereka pulalah para tabi’in mempelajari rahasia-rahasia tasyri’ dan jalan-jalan istinbath (pengambilan hukum).

Ada diantara tabi’in yang telah dapat memberi fatwa pada masa sahabat hidup yaitu semisal Said ibn Musaiiyab di Madinah. Al-Qomah ibn Qais dan Said Jubari di Kufah dsb.

C. Sumber-sumber Tasyri’ di Masa Ketiga

Sumber tasyri di masa ini ada empat macam:

a. Al-Qur’an

b. Al-Hadits

c. Al-Ijma’ dan

d. Al-Qiyas (Al Ijtihad dengan jalan qiyas atau dengan jalan istinbath yang lain)

D. Hal-hal yang Mempengaruhi Sumber Tasyri’ Di Masa Ketiga

Dalam periode ini tumbuhlah segolongan umat yang berusaha menghafal Al-Qur’an dan mereka bertindak menjadi guru.

Pada akhir abad kedua hijriah pengarang-pengarang musnad pun (antara lain Imam Ahmad ibn Hanbal) menyusun kitab-kitab musnadnya.

Dalam periode ini pula beberapa tokoh hadits menyusn hadits-hadits shahih serta membukukannya dalam beberapa koleksi buku-buku hadits yang sampai kepada masa sekarang ini dan menjadi pegangan umat Islam.

E. Khittah Tasyri’ di Masa Ketiga

Pada masa ini wewenang menetapkan tasyri’ (Sulthah tasyri’iyah) dipegang oleh generasi tabi’in dengan memakai khittah yang telah dilalui oleh para sahabat yaitu kembali kepada dasar-dasar tasyri’ dan memperhatikan benar-benar prinsip-prinsip yang umum di dalam mentasyrikan hukum.

F. Khittah Tasyri Pada Mujtahid

Khittah tasyri ulama-ulama mujtahidin dalam periode ini berdasar kepada:

a. Kepercayaan mereka kepada perawi

b. Penilaian mereka kepada para sahabat

c. Penggunaan qiyas dan kecenderungan mereka dalam memahami pengertian-pengertian nash menta’wikan dan menta’lilkannya dan

d. Prinsip-prinsip yang dipergunakan dalam meneliti hukum syar’I dan uslub-uslub bahasa arab

  1. Dasar-dasar perbedaan paham di antara para mujtahidin

Pokok-pokok dasar perbedaan paham mereka dalam garis besarnya ada tiga macam:

a. Dasar (sumber) tasyri’

Dalam hal ini terjadi perselisihan para mujtahidin mengenai jalan menerima hadits dan dasar-dasar yang dipergunakan untuk mentarjihkan hadits dan dasar-dasar lainnya.

Para imam berlainan pendapat tentang jalan menerima hadits itu. Mujtahidin-mujtahidin Irak, seperti abu hanifah dan ashab-ashabnya hanya berhujjah dengan sunnah mutawatirah dan masyhurah saja. Dan mentarjihkan hadits-haditsyang diriwayatkan oleh fuqaha-fuqaha yang kepercayaan.

b. Kecenderungan (Nas’ah) Beristinbath

Di dalam kalangan ahli ijtihad lahirlah dua kecenderungan dalam berijtihad.

Pertama, kecenderungan ahli (ulama) Hijaz, dan

Kedua, kecenderungan ahli (ulama) Irak.

Ulama-ulama Hijaz di dalam beberapa hal yang terbatas saja berpegang kepada ra’yu (ratio), sedangkan ulama-ulama irak tidak membatasi dan meluaskan bidang pemakaiannya.

Ulama-ulama Irak dinamai ahli ra’yi, karena di dalam menetapkan hukum mereka memperhatikan maksud syara’ dan sendi-sendi tasyri’.

Ulama-ulama Hijaz, berusaha menghafal hadits dan fatwa-fatwa sahabat. Mereka menetapkan hokum berdasarkan kepada faham yang mereka peroleh dari ibarat, susunan kata, dalam hadits dan perkataan sahabat dengan tidak membahas illat-illat(causalita) hukum.

c. Prinsip bahasa

Perbedaan paham antara para mujtahidin selain karena dasar tasyri’ dan kecenderungan mereka, juga karena segi bahasa


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Para tabi’in sangat berperan besar dalam memajukan islam. Pada masa ini ilmu pengetahuan Islam berkembang sangat pesat.


DAFTAR PUSTAKA

Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy. Prof. DR. Pengantar Ilmu Fiqh. PT. Pustaka Rizki Putra. Semarang : 1999

Catatan diskusi:

  1. pembukuan ilmu fiqh pada masa itu..
  2. Dasar tasyri’ pada masa ini: al qur’an, al sunnah, ijma’, qiyas.
  3. Pembelajaran khowarij:
  1. Kafir bagi orang melakukan dosa
  2. Wajib keluar pada imam yang menyeleweng.
  3. Pemimpin adalah orang yang dipilih oleh orang islam.
  4. Amal itu hanya sholat, puasa, zakat sedang lainnya adalah bagian dari iman.
  1. Syi’ah:
  1. menafsirkan al qur’an harus dengan al qur’an
  2. tidak menggunakan qiyas, karena qiyas itu pendapat, sedangkan agama tidak bisa diambil dengan pendapat
  3. boleh nikah mut’ah sampai hari qiyamat, dengan dalil surat an nisa ayat 24

* àM»oY|ÁósßJø9$#ur z`ÏB Ïä!$|¡ÏiY9$# žwÎ) $tB ôMs3n=tB öNà6ãY»yJ÷ƒr& ( |=»tGÏ. «!$# öNä3øn=tæ 4 ¨@Ïmé&ur Nä3s9 $¨B uä!#uur öNà6Ï9ºsŒ br& (#qäótFö6s? Nä3Ï9ºuqøBr'Î/ tûüÏYÅÁøtC uŽöxî šúüÅsÏÿ»|¡ãB 4 $yJsù Läê÷ètGôJtGó$# ¾ÏmÎ/ £`åk÷]ÏB £`èdqè?$t«sù Æèduqã_é& ZpŸÒƒÌsù 4 Ÿwur yy$oYã_ öNä3øn=tæ $yJŠÏù OçF÷|ʺts? ¾ÏmÎ/ .`ÏB Ï÷èt/ ÏpŸÒƒÌxÿø9$# 4 ¨bÎ) ©!$# tb%x. $¸JŠÎ=tã $VJŠÅ3ym ÇËÍÈ

  1. Orang syi’ah tidak memperbolehkan orang islam menikah dengan orang yahudi dan nasrani
  2. Orang syi’ah berpendapat bahwa orang perempuan tidak mendapatkan harta waris.
  3. Ulama pada saat itu terbagi menjadi dua kelompok, yaitu madzhab hadits yang bertempat di Hijaz dan madzhab al Ro’yu yang bertempat di Iraq.
  4. khiththah…,..